Info BMKG Guncang Sukabumi, Cianjur dan Aceh Gempa Bumi Hari Ini Sabtu 26 November 2022,

 

Gempa Bumi Hari Ini Sabtu 26 November 2022, Info BMKG Guncang Sukabumi, Cianjur dan Aceh

Dikutif dari TRIBUNMANADO.CO.ID - BMKG melaporkan gempa bumi terkini melanda di wilayah Indonesia pada hari ini Sabtu 26 November 2022.


Gempa bumi Di Sukabumi

Gempa bumi pertama hari ini Sabtu (26/11/2022) getarkan Kota Sukabumi, Jabar dengan magnitudo 1,3 SR pukul 02.06 WIB.


Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga pukul 13.00 WIB, gempa bumi hari ini melanda Kota Sukabumi Jawa Barat (Jabar), Kabupaten Cianjur Jabar dan Kabupaten Aceh Selatan.


Gempa itu berpusat di darat tepatnya berada di 15 kilometer timur laut Kota Sukabumi.


Titik lokasi gempa di Cianjur tersebut terletak pada koordinat di 6.78 LS (Lintang Selatan), dan 106.95 BT (Bujur Timur).

"Kedalaman 13 kilometer," lapor Info BMKG.


Berikut data laporan:

Gempa Mag:1.3, 26-Nov-2022 02:06:17 WIB


Lok:6.78 LS, 106.95 BT (Pusat gempa berada di darat 15 km Timurlaut Kota Sukabumi)


Kedlmn:13 Km #BMKG


Gempa di Cianjur

Kedua, gempa bumi hari ini dilaporkan BMKG mengguncang di Cianjur, Jabar pada pukul 02.22 WIB.


Guncangan gempa bumi tersebut yakni berkekuatan magnitudo 2,2 SR.


Titik lokasi gempa terletak di darat 3 kilometer barat laut Cianjur, Jawa Barat.


Tepatnya berada di koordinat 6.82 LS dan 107.11 BT.


Pusat gempa bumi tersebut di kedalaman 8 kilometer di bawah permukaan tanah.


Gempa juga dirasakan di Cilaku, Cileber, Cianjur dan Warungkondang.


Berikut data laporan:


#Gempa Mag:2.8, 26-Nov-22 02:22:25 WIB,


Lok:6.82 LS, 107.11 BT (Pusat gempa berada di darat 3 km BaratLaut Cianjur),


Kedlmn:8 Km Dirasakan (MMI) II Cilaku, II Cileber, II Cianjur, II Warungkondang #BMKG



Gempa di Aceh

Ketiga, gempa bumi hari ini terjadi di wilayah Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh pada siang tadi.


Kekuatan gempa bumi yang melanda daerah tersebut yakni magnitudo 3,2 SR.


Berdasarkan laporan Info BMKG, gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 12.35 WIB


Pusat gempa bumi berada di darat 30 kilometer tenggara Kabupaten Aceh Selatan.


Kedalaman pusat gempa berada di kedalaman 20 kilometer.


Berikut data laporan:


#Gempa Mag:3.2, 26-Nov-22 11:48:22 WIB,


Lok:3.03 LU, 97.33 BT (Pusat gempa berada di laut 30 km Tenggara Kab. Aceh Selatan),


Kedlmn:20 Km Dirasakan (MMI) II Kluet Selatan #BMKG


Gempa di Cianjur


Kembali diguncang Cianjur, gempa bumi keempat hari ini melanda di wilayah Kabupaten Cianjur, Jabar.


Berdasarkan laporan Info BMKG, gempa bumi itu terjadi pada pukul 12.35 WIB.


Kekuatan gempa bumi yang melanda daerah tersebut yakni magnitudo 2,1 SR.



Pusat gempa bumi berada di darat 4 kilometer barat laut Kabupaten Cianjur.


Kedalaman pusat gempa berada di kedalaman 5 kilometer.


Gempa dirasakan di wilayah Cugenang, Jawa Barat.


Berikut data laporan:


#Gempa Mag:2.1, 26-Nov-22 12:35:56 WIB,


Lok:6.81 LS, 107.10 BT (Pusat gempa berada di darat 4 km Baratlaut Kab. Cianjur),


Kedlmn:5 Km Dirasakan (MMI) II - III Cugenang #BMKG


(TribunManado.co.id/Ang)***

Korban Bertambah Menjadi 310 Orang Pasca Gempa Cianjur

    

Foto: Warga tidur di rumah yang rusak akibat guncangan gempa berkekuatan 5,6 magnitudo (M) di Kampung Cijedil, desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Selasa (22/11/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

        Jakarta, Dikutif dari CNBC Indonesia - Korban tewas akibat gempa magnitudo (M) 5,6 di Cianjur, Jawa Barat, bertambah. Korban tewas menjadi 310 orang.


"Yang jumlah meninggal sampai saat ini menjadi 310 orang, dan yang masih belum ditemukan adalah 24 orang," ujar Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers, Jumat (23/11/2022).


Dia mengatakan, tim SAR akan terus mencari korban yang dinyatakan hilang tersebut.


"Sehingga, 24 orang ini, masih dicari terus. Tapi 24 orang ini sudah jelas identitasnya. Kalau ditemukan tinggal dikurangi jumlah yang hilang," katanya.


TIM DVI Identifikasi 123 Jenazah

Sebelumnya, Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi, seperti dilansir detikJabar, mengatakan TIM DVI Polri telah menerima 131 kantong jenazah. Sebanyak 130 kantong berisi jenazah utuh dan satu kantong jenazah berisi body part atau bagian tubuh (Tak sempurna).


Hingga Pada Hari Rabu (23/11), DVI Polri telah mengidentifikasi 123 jenazah. Jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga. Pada hari Kamis (24/11) kemarin, Tim DVI mengidentifikasi lagi satu jenazah dengan nomor PM062022 Cianjur 117.


Nomor tersebut cocok dengan data antemortem nomor 63 yang teridentifikasi sebagai Nining, wanita 64 tahun, dengan alamat Sarampad, RT 01 RW 02, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Dia teridentifikasi berdasarkan sidik jari dan catatan medis.


"Untuk anak itu 59, sementara itu ada 65 jenazah berada dalam kategori dewasa. Sedangkan satu lagi baru kita identifikasi hari ini, dewasa. Jadi yang dewasa totalnya 66," kata Ahmad Kamis (24/11).***



UPDATE Terbaru BNPB Sebut Jumlah Korban Jiwa Setelah Gempa Cianjur

 

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11). Dok Humas BNPB.



     Dikutif dari jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyebut pihaknya hingga Kamis (24/22) hari ini, menemukan 272 korban meninggal dunia.


"Perkembangan terakhir terkait jumlah korban, hari ini sejumlah 272 jenazah," kata dia dalam keterangan pers yang disiarkan akun BNPB Indonesia di YouTube.


Menurut Suharyanto, hanya 165 dari 272 korban yang bisa diidentifikasi tim evakuasi, sedangkan 107 jasad di antaranya masih dalam penelitian.


"Jadi, yang masih kami cari tahu terus siapa ini identitasnya, masih ada 107 jenazah," ungkap alumnus Akmil 1989 itu. 


Menurut eks Pangdam Brawijaya itu, tim evakuasi masih mencari 39 orang yang dinyatakan hilang setelah gempa mengguncang Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11).


Dia mengatakan titik pencarian difokuskan di Cugenang, Kabupaten Cianjur. Sebab, mayoritas laporan soal orang hilang warga di lokasi tersebut.


"Dari 39 ini kami dapat informasi baru, 32 warga Cijedil, Kecamatan Cugenang dan ada tujuh warga yang melintas di sekitar itu (Cugenang, red). Itu juga menjadi korban," kata eks Danpaspampres itu.


Sebelumnya, BMKG melalui layanan Twitter menyebut gempa terjadi pada Senin kemarin pukul 13.21 WIB di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.


Gempa terasa kuat di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, Depok, hingga Tangerang Selatan atau Tangsel.


BMKG melalui Twitter mengatakan koordinat gempa berada di 6,83 LS dan 107,06 BT dengan kedalaman 10 kilometer. (ast/jpnn)***

BMKG Sebut Intensitas Gempa Susulan Terus Melandai,Harap Tenang!!!


Foto bmkg.go.id

     Dikutif dari bmkg.go.id CIANJUR (23 November 2022) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan intensitas gempa susulan di Kabupaten Cianjur akan semakin melandai dalam waktu empat hari kedepan sejak 22 November yang lalu..


Hingga Tanggal 23 November 2022 Pukul 08.00 WIB, jumlah gempa susulan yang tercatat BMKG ada sebanyak 162 gempa dengan magnitudo terbesar 4.2 dan terkecil pada magnitudo 1.2. Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. Gempa itu dirasakan di sejumlah provinsi di Jawa Barat, Banten, juga DKI Jakarta.


"Gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, dan yang bisa mencatat adalah alat, dan ada beberapa yang dapat dirasakan. InsyaAllah, dalam kurun waku empat hari kedepan, gempa-gempa susulan tersebut sudah reda dan stabil," ungkap Dwikorita di Cianjur, Rabu (23/11).


Dwikorita mengatakan, memasuki puncak musim penghujan, BMKG mengimbau kepada pemerintah daerah setempat dan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam ikutan seperti longsor dan banjir bandang yang membawa material-material reruntuhan lereng akibat gempa M5.6.


"Saat ini curah hujan sedang meningkat menuju puncaknya di bulan Desember hingga Januari nanti, jadi harus diwaspadai kemungkinan terjadinya bencana ikutan usai gempa kemarin. Material lereng yang runtuh seperti tanah, batu, pohon, kerikil, dan lainnya harus dibersihkan agar tidak terbawa air dan menjadi banjir bandang. Hal ini pernah terjadi saat gempa Palu dan Pasaman Barat," ujarnya.


Dwikorita juga mengimbau saat proses rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan semestinya menggunakan struktur bangunan tahan gempa. Menurutnya, banyaknya korban meninggal dan signifikannya kerusakan yang terjadi pada saat gempa tektonik bermagnitudo 5,6 selain akibat gempa dangkal juga akibat struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa.


"Mayoritas bangunan yang terdampak karena dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa yang menggunakan besi tulangan dengan semen standar. Akibatnya, bangunan tersebut tidak mampu menahan guncangan gempa," paparnya.


"Perlu dipahami, bahwa banyaknya korban jiwa dan luka-luka dalam gempabumi Cianjur bukan diakibatkan guncangan gempabumi, melainkan karena tertimpa bangunan yang tidak sesuai dengan struktur tahan gempabumi," tambah dia.


Khusus untuk pemukiman warga di daerah lereng-lereng dan perbukitan, kata Dwiokorita, maka opsi relokasi harus dipertimbangkan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Mengingat berdasarkan analisa yang dilakukan BMKG, gempa di Cianjur merupakan gempa yang berulang setiap 20 tahunan dan kemungkinan dapat terjadi kembali. Sementara, topografi di wilayah lereng dan perbukitan tersebut tidak stabil dengan kondisintanah yg rapuh atau lunak dan sering jenuh air akibat curah hujan yg cukup tinggi.


Lebih lanjut, Dwikorita menyampaikan bahwa saat ini BMKG tengah melakukan survei untuk mengidentifikasi wilayah mana saja yang aman terhadap guncangan gempa. BMKG juga akan memadukan data yang dimiliki dengan PVMBG terkait wilayah rawan gempa dan rawan longsor guna mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi usai gempabumi.


"Kepada masyarakat yang ada di pengungsian maupun di rumah, kami mengimbau untuk tetap tenang. Jangan percaya dengan kabar, berita, maupun informasi yang tidak jelas asal muasalnya yang justru menambah kecemasan. Pastikan informasi resmi hanya dari BMKG melalui kanal-kanal komunikasi resmi. InsyaAllah, kondisi di Cianjur saat ini semakin stabil," pungkasnya. ***





Mencekam, Warga Bercerita Tentang Detik-detik Gempa Bumi di Cianjur

Para korban gempa Cianjur. (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar


          Cianjur DetikJabar Menyebutkan  Sebanyak 56 orang meninggal dunia dan 700 orang luka-luka akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) siang.  


Kepanikan terjadi saat gempa yang berpusat di kawasan Kecamatan Cugenang itu terjadi. Warga kocar-kacir menyelamatkan diri dan beberapa berusaha menyelamatkan anggota keluarganya yang tertimpa.


Bahrudin, warga Desa Ciwalen Kecamatan Warungkondang, menuturkan saat kejadian dirinya tengah berasa di dalam rumah. Tiba-tiba gempa mengguncang membuat dirinya yang dalam posisi tertidur langsung terjaga.


Dia yang mengingat anaknya sedang bermain di teras rumah pun bergegas lari untuk menyelamatkan anaknya. Namun ternyata sang anak tertimpa atap rumah yang ambruk akibat guncangan gempa.


"Saya langsung ke luar rumah berusaha menyelamatkan anak saya. Ternyata anak saya sudah tertimpa. Setelah 5 menit tertimpa, anak saya berhasil dievakuasi dan langsung dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.


Bahrudin menjelaskan pasca kejadian, warga panik melihat kondisi rumah yang sudah hancur dengan banyak korban tertimpa. Bahkan ada salah seorang warga di kampungnya juga yang meninggal.


"Ada yang sibuk menyelamatkan diri, ada yang evakuasi korban luka, dan ada juga yang evakuasi korban meninggal, karena di kampung saya ada satu orang yang yang meninggal," ucap dia.


Kepanikan serupa dirasakan Rosita, warga Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang. Ibu empat anak yang sedang berada di sawah ini berbegas kembali ke rumah untuk mengecek kondisi anak-anaknya.


Dia khawatir anaknya tertimbun bangunan rumah yang ambruk. Terlebih dia juga sempat mendengar suara seperti ledakan dari salah satu rumah pasca gempa.


"Tadi sempat ada suara seperti rumah meledak. Saya langsung ke rumah untuk memastikan anak saya selamat. Alhamdulilah anak saya selamat, tapi mengalami luka ringan," kata dia.


"Saya langsung cari kendaraan untuk bawa anak saya ke rumah sakit, khawatir ada luka dalam juga," tambahnya.***





Alasan Gempa M 5,6 di Cianjur Sangat Merusak, Simak Penjelasan BMKG!!!

 

Foto : Kompas.com Kerusakan akibat gempa bumi Cianjur 21'11'2022

      Dikutif Dari KOMPAS.com Jakarta - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, skala gempa bumi yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) siang sebenarnya tidak terlalu besar.


Namun, gempa bermagnitudo 5,6 itu menimbulkan kerusakan signifikan karena berjenis tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.


"Karakteristik shallow crustal earthquake sangat dangkal. Jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat," kata Daryono dalam tayangan Kompas TV, Selasa (22/11/2022).


Selain itu, kata Daryono, struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa. Banyak sekali rumah yang dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa karena menggunakan besi tulangan atau semen standar.


Lokasi permukiman penduduk yang berada di daerah tanah lunak juga menyebabkan resonansi gelombang gempa yang akhirnya mengamplifikasi atau memperbesar dampak getaran gempa.


Belum lagi, di daerah perbukitan atau lereng, rumah-rumah penduduk mengalami kerusakan parah lantaran topografi wilayah tersebut tidak stabil.


"Gempa itu sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tapi bangunan yang tidak standar aman gempa yang kemudian roboh yang menimpa penghuninya itu menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa dan luka," ujar Daryono.


Lebih lanjut, Daryono menjelaskan, gempa Cianjur dipicu oleh pergerakan sesar Cimandiri. Dalam sejarahnya, daerah-daerah di sekitar sesar Cimandiri kerap diguncang gempa, termasuk yang berkekuatan besar.


Beberapa gempa yang dampaknya sangat merusak misalnya terjadi pada tahun 1844, 1879, 1910, dan 1912.


Kemudian, sejak penggunaan seismograf, tercatat pada tahun 1969 terjadi gempa bermagnitudo 5,4 di kawasan tersebut yang menimbulkan banyak korban dan kerusakan. Lalu, pada 1982 terjadi gempa bermagnitudo 5,5 dengan 7 korban luka dan banyak rumah rusak.


Kemudian, pada Juli tahun 2000 terjadi gempa bermagnitudo 5,4 dan 5,1 yang mengakibatkan lebih dari 1.900 rumah rusak. Setelahnya, sempat terjadi beberapa kali gempa besar hingga yang terbaru pada 21 November 2022 yang dampaknya juga sangat merusak.


"Rata-rata gempa yang terjadi di zona ini tidak ada yang melebihi 6,0, semuanya bermagnitudo 5 koma," terang Daryono.


Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. Gempa itu dirasakan di sejumlah provinsi di Jawa Barat, Banten, juga DKI Jakarta.


Menurut catatan BMKG, hingga Selasa (22/11/2022) pukul 07.30 WIB, telah terjadi 122 gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,2 dan terkecil magnitudo 1,5.


Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, hingga Senin malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 162 korban meninggal dunia akibat gempa. Mayoritas merupakan anak-anak.Selain itu, 2.345 unit rumah dilaporkan rusak dengan skala kerusakan 60-100.***



BMKG : gempa susulan di Cianjur hingga Rabu pagi terjadi 161 kali

foto by ANTARA SULTRA 


Jakarta (ANTARA) Menyebutkan Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga pukul 07.00 WIB terjadi 161 kali gempa susulan dari gempa utama M5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.


"Jumlah gempa susulan hingga 23 November 2022 pukul 07.00 WIB sebanyak 161 gempa susulan," papar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.


Ia menambahkan, tidak ada gempa susulan sejak pukul 05.24 WIB. Magnitudo gempa susulan terbesar tercatat berkekuatan M4,2 dan terkecil M1,2.


"Frekuensi gempa susulan per periode enam jam semakin jarang terjadi. Semoga segera aman kembali," ujarnya.


Ia mengatakan, berdasarkan analisis mekanisme sumbernya, gempa di Cianjur, Jawa Barat memiliki patahan geser ke kiri.


"Ini mirip dengan karakteristik sesar Cimandiri, sehingga ini diduga sesar atau patahan Cimandiri, dan itu benar karena memang ini berada di zona sistem sesar tersebut," papar Daryono.


Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (22/11) sore mencatat sebanyak 268 korban meninggal akibat gempa. Dari 268 korban tersebut, sudah teridentifikasi identitasnya sebanyak 122 jenazah.


Kemudian BNPB juga mencatat, terdapat 151 korban hilang, dan masih dalam pencarian. Untuk korban luka-luka sebanyak 1.083 orang, jumlah pengungsi 58.362 orang.


Sementara kerugian material rumah rusak berat sejumlah 6.570 unit, rumah rusak sedang sejumlah 2.071 unit, rumah rusak ringan 12.641 unit. Data itu masih berkembang seiring dengan terus dilaksanakannya pendataan.***

INFO FAKTA

'Monster Gempa' Ditemukan di Cianjur, inilah Desa- Desa yang Dipindahkan

Foto: Infografis/Sesar“hantu bawah tanah” mengancam Jawa barat/Aristya Rahadian JAKARTA, CNBC Indonesia menyebutkan Badan Meteorologi, Klima...

Postingan Populer